pengenalan alat praktikum mirobiologi



JUDUL                      :  PENGENALAN ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
 PADA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
TUJUAN                   : MENGETAHUI DAN MEMAHAMI PROSEDUR
 PENGGUNAAN ALAT DAN CARA PEMBERSIHAN
 ALAT PADA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
HARI/TANGGAL    : JUM’AT, 30 DESEMBER 2012
NAMA/NIM              : MUHAMMAD AHYAN FAHRI / A1C2 11 075

I.         PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam malakukan praktikum mikrobiologi, terlebih dahulu kita perlu mengetahui jenis-jeni alat yang akan digunakan pada praktiukum tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengetahui prosedur penggunaannya, cara pembersihan dan fungsi dari masing-masing alat tersebut. Hal ini bertujuan agar dalam melakukan praktikum dengan maksimal, sehingga hasil praktikum juga bisa maksimal.
Mikrobiologi merupakan ilmu yang lebih ditentukan oleh teknik-teknik yang digunakannya. Teknik-teknik ini banyak jumlahnya dan dugunakan berbagai macam peralatan laboratorium untuk menerapkannya (Pekzar, 2008: 68).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998: 79).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan kegunaan alat, prinsip kerja dan proses yang berlangsung ketika alat digunakan, dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat yang mengukur bias, biasanya diakhiri dengan kata meter, seperti termometer dan lain-lain (Dwijosoeputro, 2006: 43).
Laboratorium mikrobiologi memiliki banyak alat-alat yang perlu diketahui fungsinya, prinsip dan cara penggunaannya. Misalnya saja mikroskop yang merupakan alat utama yang sering digunakan di laboratorium mikrobiologi. Dengan pertolongan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda yang dilihat sehingga membantu untuk mengamati benda yang renik (Lay, 1994: 89).
Hasil eksperimen yang baik dapat dicapai antara lain dengan menggunakan alat-alat yang bersih. Lat-alat ukur yang kotor dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran. Wadah-wadah yang digunakan untuk menyimpan larurtan harus dalam keadaan bersih, sebab bila kotor maka larutan itu dapat mempenagruhi data hasil pegamatan. Alat-alat dilaboratorium harus selalu disimpan dalam keadaan bersih. Untuk membersihkan alat-alat tersebut dilakukan dengan cara dicuci dengan deterjen, kemudian dibilas dengan air kran (Achmad, 1993: 15).
Pada saat ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan erlangsungnya praktikum , pengetahuan mengenai alat sangat diperlukan (Hafzah, 2011: 3).
Selain peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat khususnya antara lain autoklave, oven, mikroskop, jarum ose, gelas objek, gelas penutup, inkubator, lamina air flow, spektrofotometer untuk mengukur kepekaan suspensi atau larutan (Satrini, 2006: 59).
Berdsarkan beberapa uraian pada latar belakang maka dianggap perlu untuk melakukan praktikum ini, agar dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi. Selain itu praktikum ini merupakan pembuktian dan pembanding dari teori yang telah ada.

B.  Manfaat
Manfaat dalam praktikum ini adalah untuk memberikan pemahaman awal terhadap praltikum mengenai alat-alat  yang digunakan  dalam praktikum mikrobiologi baik itu jenis, prinsip kerja dan fungsinya agar dapat menghindari kesalahan pada saat praktikum.























II.      METODE PRAKTIKUM
A.  Alat
Alat yang digunakan dalam prktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaannya pada praktikum ini yaitu:
NO
         Nama Alat
                 Kegunaan/Fungsi
1.
Gelas ukur
Mengukur aquades atau larutan dengan ketelitian yang besar
2.
Labu erlemeyer
Tempat aquades, membuat, memanaskan dan menyimpan media
3.
Gelas kimia
Menghomogenkan, memanaskan, menyimpan media sementara dan membuat suspensi
4.
Batang pengaduk
Menghomogenkan larutan atau media
5.
Pipet tetes
Mengambil cairan dalam skala kecil
6.
Pipet volumetrik
Mengambil media, larutan atau cairan dengan volume tertentu
7.
Termometer
Mengukur suhu dalam oven dan suhu lingkungan
8.
Lampu bunsen
Sterilisasi dengan pemijaran, memfiksasi dan membakar mulut tabung supaya tetap dalam keadaan steril
9.
Jarum ose
Mengambil akteri dari media murni, mengambil bakteri dari keadaan yang sudah ada ke media dan sebagai wadah menanam bakteri
10.
Tabung reaksi
Tempat media menumbuhkan bakteri dalam keadaan cair, semi solid dan padat
11.
Cawan petri
Media tumbuh bakteri dalam keadaan padat
12.
Kaca objek
a.    Kaca objek datar


b.    Kaca objek cekung

Melakukan/menempel bakteri yang akan diamati dan untuk tempat bakteri pada saat pewarnaan
Mengamati suspensi mikroba yang masih hidup
13.
Neraca ohause
Menimbang bahan untuk membuat media
14.
Neraca analitik
Menimbang bahan dengan ketelitian yang besar
15.
Autoclave
Menstrilkan dan menkontaminasi alat dan bahan dengan tekanan uap tinggi
16.
Oven
Menstrilkan dan dekontaminasi alat dan bahan dengan suhu tinggi
17.
Hot plate
Menghomogenkan dan memanaskan media yang sudah disterilkan
18.
Mikroskop
Melihat atau mengidentifikasi jenis bakteri yang dibiakkan mengisolasi mikroba dari lingkungan luar
19.
Enkas
Mengisolasi mikroba dari lingkungan luar
20.
Haemocytometer
Menghitung jumlah bakteri
21.
Rak tabung reaksi
Meletakkan tabung reaksi
22.
Botol semprot
Melunturkan larutan yang ada pada kaca objek
23.
Corong
Menyaring medium
24.
Spoit/siring
Mengencerkan suspensi dan menuangkan bakteri dalam media
25.
Lamina air flow
Tempat menginokulasi atau tempat menanam/menumbuhkan bakteri dengan menggunakan sinar uv serta menginokulasi mikroba dari lingkungan luar

B.  Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai beikut;
1.      Kapas
2.      Kertas
3.      Spritus

C.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Menyiapkan alat-alat yang akan dugunakan dalam praktikum mikrobiologi
2.    Menggambar alat-alat tersebut
3.    Memberikan keterangan gambar














III. PEMBAHASAN             
                 Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa.Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya digunakan berbagai macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat perlu keterampilan dalam menggunakan alat-alat laboratorium.
Sebelum melakukan praktikum mikrobiologi terlebih dahulu kita perlu mengetahui atau mengenal alat-alat yang digunakan dalam praktikum. Pada praktikum mikrobiologi ini terdapat berbagai jenis alat yang digunakan dan setiap alat mempunyai prinsip kerja dan fungsi yang berbeda-beda. Alat-alat yang digunakan pada prkatikum mikrobiologi ini kebanyakan terbuat dari bahan-bahan kaca. Akan tetapi ada pula yang terbuat dari plastik dan kayu.
Sebelum dugunakan alat-alat tersebut harus dibersihkan dan disterilkan agar tidak ada lagi kotoran atau bakteri yang menempel pada alat-alat tersebut, sehingga hasil praktikum dapat maksimal. Ada dua cara dalam pembersihan alat yaitu alat yang belum digunakan dan alat yang sudah digunaka. Untuk alat yang belum digunakan hanya perlu dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air kran lalu dikeringkan. Untuk alat yang sudah digunakan terlebih dahulu direndam dengan alkohol atau aseton. Selanjutnya dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air kran, kemudian dikeringkan dan disterilkan menggunakan oven atau autoclave.
Peralatan-peralatan yang digunakan didalam laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di Laboratorium kimia. Peralatan-peralatan tersebut dibagi dalam kelompok peralatan alat sterilisasi, alat aseptic, alat pemanas, alat wadah, alat penghitung, alat pengamatan, alat ukur, dan alat tambahan.Alat sterilisasi diantaranya Autoclaf, Oven, dan Bunsen.Alat aseptic, diantaranya Enkas, dan Laminar Air Flow.Alat pemanas salah satunya Hotplate.Alat wadah diantaranya Cawan Petri dan Tabung Reaksi.Alat Penghitung salah satunya Haemositometer.Alat pengamatan diantaranya Mikroskop dan Kaca Objek Cekung. Alat ukur diantaranya Erlenmeyer, Gelas Ukur,  Gelas Kimia, Pipet Volume, Neraca Analitik, dan Timbangan Ohause. Alat ekstrak salah satunya Corong.Alat tambahan diantaranya Jarum Ose dan Siring.
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain. Labu erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan sebagainya.  Prinsip kerja dari labu erlenmeyer ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara langsung atau dengan menggunakan corong dengan cara hati-hati.
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati-hati.
Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel.Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Prinsip kerjanya yaitu medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Corong berfungsi untuk memasukkan suatu larutan ke dalam suatu tempat yang mempunyai mulut yang kecil.Prinsip kerja pada alat ini yaitu larutan langsung dituangkan ke dalam mulut corong, dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut tabung.
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
Bunsen, alat ini berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen dan juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman medium.  Prinsip kerja alat ini yaitu dengan membakar bagian atas atau sumbu dari bunsen.
Kaca objek, Terbuat dari kaca, fungsinya sebagai media alas mikroorganisme yang akan diamati dengan mikroskop. Cara kerjanya mikroorganisme ditaruh di atas preparat kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop.
Pipet tetes berfungsi untuk untuk memindahkan larutan dengan volume yang tidak diketahui.Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan bagian karet dari pipet tetes ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan ke dalam larutan dan melepaskan karet tersebut.
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yg bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dlm mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yg tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dlm penggunaannya, mikropipet memerlukan tip. Cara Penggunaan : 1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. 2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet. 3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi. 4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. 5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. 6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan. 7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip. 8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
Pipet ukur, adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar disamping. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.
Karet penyedot / filler adalah alat untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.
Jarum ose atau biasa disebut jarum inokulasi karena berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrich’s Slide Culture.Prinsip kerjanya yaitu sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan dengan memanaskan ujungnya sampai berpijar, kemudian membiarkan ujung ose dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya bakteri.
Neraca analitik, yaitu timbangan digital yang fungsinya untuk menimbang berat sampel dan berat media. Timbangan ini bisa direset agar kembali ke 0 lagi.Prinsip kerja alat ini yaitu dengan meletakkan bahan sehingga akan tertera secara langsung pada layar berat bahan tersebut.
Beaker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk: mengaduk , mencampur  dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dlm laboratorium. Beaker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter. Beker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik. Beker yang digunakan utk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau zat- zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah. Beaker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beker seringkali dibubuhi dengan ukuran yang terdapat pada sisi beker yang mengindikasikan volume tertampung. Sebagai contoh, beker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yg mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL. Keakuratan ukuran ini sangat bervariasi. Beker berbeda dgn labu laboratorium terlihat dari sisinya yang lurus dan bukannya miring. Biasanya beker lebih sering digunakan dlm percobaan kimia dasar. Beaker dalam berbagai ukuran volume.
Oven adalah peralatan yang digunakan untuk sterilisasi kering, juga dapat digunakan untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.Cara kerjanya, media dan bakteri dimasukan kedalam alat ini kemudian ditutup dan diatur suhu dan waktunya.
autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukkan medium yang ingin disterilkan, selanjutnya penutup autoklaf dipasang dan sekrup dikencangkan. Keran pengatur tempat keluar uap air dibiarkan tetap terbuka hingga semua udara terdesak keluar. Apabila sterilisasi telah selesai autoklaf dibiarkan tekanan turun hingga nol. Kran uap air dibuka secara perlahan. Jangan membuka kran uap untuk nmempercepat turunnya tekanan, tunggu sampai tekanan menunjukkan angka nol.
Spektrofotometer, alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah pertumbuhan bakteri.Prinsip kerja alat ini adalah membiaskan cahaya kedalam kupet yang berisi sampel (zat), sebagian sinar akan ada yang diteruskan dan sebagian lagi akan diserap. Saat pemasangan kupet ke dalam sepektometri tidak boleh menggunakan tangan, karena minyak yang terdapat pada tangan akan menempel pada kupet dan mempengaruhi hasil akhirnya.
Laminar air flow,  fungsi dari alat ini yaitu untuk  pengerjaan secara aseptis karena memiliki pengaturan dan penyaringan aliran udara.Prinsip kerjanya yaitu dengan cara hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah. Nyalakan lampu neon dan blower.  Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena memperbesar resiko kontaminan. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke laminar air flow sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.  Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari laminar air flow.
Enkas, alat ini memiliki fungsi untuk mensterilisasikan alat-alat berskala dengan menggunakan uap air panas.Prinsip kerja alat ini yaitu pada saat sebelum memasukkan media, alat ini harus disterilkan terlebih dahulu.
hot plate stirrer berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak dapat dilihatoleh mata telanjang.Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop ini memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler (10x).
Inkubator, digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi.Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukkan atau menyimpan biakan murni mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhuh tertentu.
Colony counter,alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah coloni dari bakteri.Prinsip kerja alat ini yaitu setelah kita ON kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, kemudian mengatur alat penghitung pada posisi (000) dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
Siring/spoitberfungsi untuk mengambil larutan, zat hasil pengukuran, atau zat yang mau diuji. Alat ini dapat disterilisasikan dengan menggunakan otoklaf (uap air bertekanan) dimana sebelum disterilisai dibungkus terlebih dahulu.Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukkan jarum spoit ke dalam suatu larutan, kemudian menarik keluar bagian pendorong dari spoit.
Gegep berfungsi untuk menjepit tabung reaksi yang ingin dipanaskan.Prinsip kerja Ose ialah dengan cara memegang bagian pegangan gegep, kemudian menjepit tabung reaksi yang ingin dipanaskan.
Rak tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan tabung-tabung reaksi baik yang digunakan pada saat praktikum ataupun yang tidak digunakan.Prinsip kerjanya yaitu dengan memasukkan tabung reaksi ke dalam lubang rak tabung.
Pada dasarnya, semua peralatan yang ada dilaboratorium memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada beberapa alat yang memiliki kemiripan, akan tetapi dalam penggunaannya alat tersebut memang sebaiknya hanya digunakan sebagaimana fungsinya, karena akan mempengaruhi hasil dari percobaan. Meskipun suatu alat memiliki kemiripan dari segi bentuknya, tetapi dari skala yang dimilikinya akan berbeda.
IV. PENUTUP
A.    Simpulan
           Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca terdiri atas erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, corong, tabung reaksi, pipet ukur, karet penyedot, jarum inokulasi, bunsen, kaca objek, neraca analitik, pipet tetes, mikropipet, beaker glas.
2.      Peralatan laboratorium yang terbuat dari logam yaitu oven, autoklaf, spektrofotometer, laminar air flow, enkas, hot plate, mikroskop, inkubator, colony counter.
3.      Peralatan laboratorium yang terbuat dari plastik terdiri tas spoid dan botol semprot.
4.      Peralatan laboratorium yang terbuat dari kayu terdiri dari rak tabung reaksi dan gegep.
B.     Saran
           Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum tentang pengenalan alat dilaksanakan dengan tidak asal-asalan dalam artian semua alat yang akan digunakan pada saat praktikum mikrobiologi ini diperkenalkan satu persatu dan secara detail, sebab pengenalan alat sangat penting pengaruhnya pada saat pelaksanaan praktikum selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H., 1993. Penuntun Dasar-Dasar Praktikum. Depdikbud. Bandung.
Dwijosoeputro, D., 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Hafzah, 2009. Mikrobiologi Umum. Universitas Islam Negeri Hasanudin.   Makasar.
Lay, Bibiana W. 1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.: PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Pekzar, 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.
Sartini, U., 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Unhas. Makasar.
Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan

dan Pengembangan bahasa, Departemen pendidikan dan kebudayaan

                                                 


0 Response to "pengenalan alat praktikum mirobiologi"

Posting Komentar